Sabtu, 14 Juni 2008

Wawancara dengan Ivan Venkov Kolev

Janji Kolev Untuk Bangsa

Sisa waktu tiga bulan kini tengah memburu Indonesia menuju Piala Asia 2007. Sebagai tuan rumah, mungkin kesiapan infrastruktur dan yang lainnya bisa dengan mudah dikebut. Namun, persiapan tim nasional (timnas) Indonesia tentu berbeda.
Dan, tanggung jawab besar itu menjadi milik arsitek baru timnas Ivan Venkov Kolev. Pelatih berkebangsaan Bulgaria pun dipacu memberikan yang terbaik pada saat prestasi tim Merah Putih masih meragukan. Berikut wawancara khusus SINDO dengan Kolev di apartemennya:
Coach, akhirnya pertengahan pekan lalu Anda mengumumkan pemain yang akan diseleksi. Bagaimana prosesnya?
Pemilihan pemain itu berdasarkan pantauan saya dan dua asiten pelatih Alexander Kirilov serta Syamsudin Umar beserta tim monitoring. Kami selama putaran pertama Liga Indonesia (Ligina) 2007 berkeliling Indonesia melihat permainan berbagai klub.
Lalu apa kesulitan yang Anda temui selama melakukan pemantauan ini?
Saya pikir semua pekerjaan ada kendala. Saya menemui persoalan pemakaian terkait banyaknya pemain asing di kompetisi, sehingga pilar lokal banyak yang kurang diberi kesempatan. Namun, saya tidak mempermasalahkan itu, toh keputusan pemanggilan pemain sudah saya putuskan.
Apa kriteria pemain yang Anda inginkan? Apalagi beberapa pemain yang ”layak” masuk timnas tidak dimasukkan…
Soal pemilihan tentu pemain yang harus mendukung skema yang saya inginkan. Pemain yang mampu menjalankan permainan flat, meski saya tidak mematok pola apapun entah itu 4-4-2, 3-5-2 atau yang lain. Soal pemain yang gagal masuk, seperti Nova Arianto dan Aliyudin, atau mungkin kenapa saya lebih memilih Oktavianus, Ahmad Amirudin, Aris Budi Prasetyo, serta memanggil lagi Charis Yulianto serta Harry Saputra.
Mereka ini adalah pemain yang saya amati mampu menjalankan pola flat yang saya inginkan. Contoh Nova, dia bek tangguh tapi bermain dengan cara lama, kebiasaan ini yang membuat saya meninggalkannya. Aliyudin, sebagai striker murni dia kalah bersaing, namun jika digeser ke sayap, pemain ini gagal tampil efektif dan itu terlihat.
Di Indonesia ada sejumlah pelatih asing seperti Tony Pogacnic dan Anatoly Polosin yang sukses dan dihormati. Apakah Anda beban dengan kepercayaan ini?
Setiap pekerjaan ada resiko, tapi juga memiliki tantangan. Saya ingin membayar kepercayaan ini kepada Bangsa Indonesia. Timnas akan mencoba untuk menang. Kenapa harus mencoba? Karena kita harus realistis dengan lawan-lawan yang ada. Satu yang terpenting pemain tampil dan siap mati di lapangan, sebab semua ini atas nama bangsa Indonesia.
Nama Polosin saya tahu kalau dia sangat terkenal di sini. Saya juga tentu ingin melakukannya seperti dia, dukungan dari semua komponen akan menjadi kekuatan saya.
Masalah uji coba masih banyak yang belum pasti. Bahkan, semua laga berlangsung di Indonesia tidak seperti tim lain yang melakukan tur ke luar negeri…
Memang saya yang meminta bertanding di sini. Soal lawan, PSSI sudah berusaha dan itu saya lihat di depan mata tapi memang lobi yang dilakukan belum membuahkan hasil. Namun saya akan memaksimalkan semua ini.
Harapan Anda sendiri terhadap timnas terutama pemainnya apa?
Setiap bekerja saya memiliki filosofi harus total dalam menjalankan sesuatunya. Saya juga percaya seluruh pemain akan profesional dalam menjalankan tugasnya. Soal ketidak adanya manajer timnas yang bisa meringankan tugas itu juga tidak masalah, sebab manajer timnas saat ini adalah seluruh bangsa Indonesia.

Wawancara Estu Santoso ini dimuat Koran SINDO pada akhir April 2007

Tidak ada komentar: